

“Susah juga dibayangkan ada negeri seperti ini. Luas wilayahnya hampir sama negeri Inggris, lebih kecil sedikit dari Negara Jepang tapi punya penduduk hanya 4 juta jiwa saja. Letaknya jauh di bawah planet bumi, alamnya x-traordinary, mirip negeri dongeng. Gunung bersalju, danau terhampar, ujug-ujug ketemu pantai, air terjun juga padang rumput yang luas. Manusia di sini jauh dari stress. Selalu tersenyum, resik dan tertib. Filmmaker kelas dunia doyan memilih New Zealand sebagai lokasi shooting. Sampeyan pernah lihat lansekap film Lord Of The ring? Atau Hobbit? Yap, disinilah mereka mengambil lokasi shooting……..
Masuk ke 1 November 2014, saya check in di sebuah villa berjuluk Castaway’s persis di pinggir pantai berpasir hitam, Karioitahi wilayah Waiuku sekitar 2 jam dari kota Auckland. Walau nun jauh di sana, saya takjub juga saat manajemen hotel ini menamai Spa mereka dengan nama Bersantai Spa. “Inspirasi dari negeri Indonesia waktu saya melancong ke Bali,” kata seorang nyonya pemilik Villa ini. Wah, bangga juga! Indonesia ternyata beken sampai negeri ini!
Oh ya, kunjungan saya kali ini terjadi atas undangan PT. Arya Motor Indonesia dan Polaris Group. Mereka ingin saya menjajal produk andalan mereka, Indian Scout 2015 yang kemungkinan masuk Indonesia Desember ini. Asyikk, saat saya menuju villa yang disediakan, Indian Scout itu sudah ready tersedia. Motor berkapasitas 1.150 cc, berestetika ol skool dengan jeroan modern. “Alam di sini sangat cocok untuk peturing. Jalanan kosong dengan kondisi baik. Hati-hati, banyak tikungan tajam, menurun dan menanjak ekstrem. Kamu yang suka bertualang pasti suka! Apalagi motor ini juga keren. Akselerasi cepat, pengereman nyaris sempurna dan lincah di ajak manuber. Tapi tetap, kamu harus hati-hati,” wanti Paul Palletich, yang jadi leader saat saya dan beberapa brothers menjajal pedalaman New Zealand. Busyet Mr. Paul bukan kategori rider biasa. Walau sudah berkepala enam, ia masih aktif balapan. Nggak heran, kalau ia ogah nanggung bejek gas, fast corner dilalap tanpa ragu dan dihitung keseluruhan, kecepatan rata-rata kami ada di sekitar 120 km/jam, plus-minus. He..he.. walau sedikit memaksakan, saya terus membuntutinya dari belakang. Malu dong sampai keteteran sama si opa. Apalagi ia nggak sendiri, ditemani boncenger setia, sang istri Mandi Wooldride.
Waktu itu kami start dari Waiuku menuju objek wisata, mercusuar tua berjuluk Lighhouse, lokasi estetis di pinggir pantai curam wilayah Manukau. Tempat ini dibuat sebagai penghormatan kepada, almarhum Betsy Robinson, tokoh New Zealand yang berjasa. Perjalanan kesana punya selaksa rasa. Lepas start, saya sudah disuguhi alam indah NZ. Ribuan domba berserakan di padang rumput. Sapi-sapi perah juga tak kalah banyaknya. Di beberapa tempat ‘terparkir’ juga kuda-kuda pacuan dengan postur tinggi semampai. Sungguh sulit berpapasan dengan penduduk setempat saat saya riding. Tapi bukan berarti tak pernah, sekali dua mereka tampak santai di beranda rumah dan antusias melambaikan tangan. Sebuah kesan yang tak terlupakan.
Lighthouse benar-benar membuat saya jatuh cinta. Dari jalan raya, kami harus riding ke jalanan kecil berkerikil. Tampak di kejauhan pantai dan laut membiru membentang luas. Mercusuar itu terletak persis di sisi bukit. Saat sampai di sana, lansekapnya mengingatkan saya pada alam Papua. Mirip pemandangan di bukit Douglas Mc Arthur Jayapura. Di kejauhan terlihat wilayah Manukau, Whatipu, Paratutae dan cadas berbatu bernama Ninepin. Biar di pinggir pantai, udaranya sebelas dua belas dengan cuaca Gunung Bromo saat cerah. Brrrrrrrrr….
Puas menikmati Lighthouse, kami ke kembali ke pantai Karioitahi. Pantai ini sangat unik. Pasirnya hitam kelam hasil muntahan gunung berapi Waiuku. He…he.. udara di sini juga dingin dan nggak cocok untuk orang wilayah tropis seperti saya. Gilanya, banyak anak-anak kecil berenang ditemani orang tua mereka. Menjelang sore, pemandangan lain lagi. Belasan keluarga datang pakai mobil bak mengangkut motocross. Rupanya inilah salah satu olah raga favorit orang NZ. Anak-anak berlatih motocross di bibir pantai. Mereka yang dewasa juga tak mau kalah, membejek motor trail sejadinya, sesekali atraksi wheelie. Mmmhh nggak cuma cowok lo, ada juga cewek-cewek bule giat berlatih motocross. Saat helmnya dilepas, wajah mereka benar-benar bikin saya nggak bisa tidur. Wow!!
You may also like
IKHTIAR PBNU DALAM MENJAGA EKONOMI UMAT DAN NEGARA. Penulis: KH M. Misbahus Salam, M.Pd.I ,Ketua Pembina Pusat Pengembangan Kampung SDGs Indonesia
Journey Rembang-Semarang-Jogjakarta-Boyolali-Wonosobo-Banjarnegara-Brebes-Tegal-Pemalang
31 riders dari Tim DMONS LIBAS TANTANGAN CELEBES!
WEB SERIES ROMLI 5 EPISODE
KISAH DE ROMLI EPISODE 1-3