
…… Moment yang inspiratif! Tokoh Islam, Kiai kharismatik menggandeng tokoh agama lain, Kristen,Katolik, Hindu, Budha naik ke panggung. Mereka didaulat untuk bersama-sama membuka peringatan 100 tahun Pesantrenn Al Hidayat bersama pejabat setempat. Inilah idealnya Indonesia dan Lasem mampu memperlihatkannya….


Bagi kami, daerah Lasem Jawa Tengah adalah zona yang sangat inspiratif. Di sana, semua masyarakat damai dan tentram. Penganut agama bersanding nyaman saling hormat tanpa masalah. Gereja, masjid dan wihara berdampingan. Antar umat beragama berbagi kopi di warung-warung. Malah, penganut Budha, Hindu ,Kristen juga katolik rileks menghabiskan waktu senggangnya di lantai pesantren.
Inilah yang dirasakan saat ridingread.com hadir di tengah-tengah peringatan 100 tahun pesantren Al Hidayat Lasem (21 Oktober). Malam sebelumnya, kami disuguhi pemandangan tak bisa saat bersua Jeffrey Polnaja, peturing dunia dalam program spektakuler Ride For Peace, 420.000 km merengkuh 97 negara. Spektakuler! ”Hidup memang penuh misteri ya bro! Kita bertemu di sini,” sapa kang Jeje dengan gaya khasnya. Kami lantas berbagi pengalaman di teras pesantren Kauman bersama tuan rumah, KH. Zaim Ahmad Ma’soem yang akrab disama Gus Zaim bersama Gus Ahmad Shiddieq yang akrab disapa Mbah Bedug dan istrinya Fatimah Asri yang biasa disapa Bu Nyai . Mereka tokoh masyarakat yang dihormati, pengasuh pesantren Kauman , Al HIdayat dan pondok Al Aziz, keturunan langsung ulama legendaris Mbah Ma’soem.

Hadir juga beberapa tokoh bikers yan sengaja datang bersilaturahmi. Berikan salam kepada all brothers dari Bengkel Syariah Kudus pecinta motor antik juga life members MMC Outsiders chapter Kudus.” Kami sama-sama turing toleransi ke wiilayah ini,” buka Jack, dedengkot bengkel Syariah Kudus. “Santri sangat senang mendengarkan kisah petualangan kang Jeje. Mereka kagum dan sangat terispirasi,” puji Bu Nyai. Kang Jeje memang kreatif! Saat masuk ke pesantren, dia sudah mendokumentasikannya lewat kamera mini di kaca matanya. Ia datang dan beramah tamah dengan tuan rumah khususnya Gus Zaim.”Keren..keren..saat akhir kisah petualangan kang Jeje mengakhiri kisahnya dengan film saat ia bersalaman dengan Gus Zaim. Santri-santri langsung riuh-gemuruh. Mereka sangat senang akan pemaparan peturing kelas dunia ini,” bangga Faisal Mahbub, dari Gondewa Event Organizer, yang mengatur apik acara ini.











Kisah belum berhenti sampai di sana. Esoknya, rangkaian acara menunggu dengan hiburan bernuansa Islami. Sebelum masuk moment entertainment, Kiai-Kiai Lasem mengajak tokoh agama lain naik panggung. Penganut Kristen, Katolik, Budha digandeng para Kiai membuka perhelatan peringatan 100 tahun Al Hidayat. Mereka terlihat enjoy dan nyaman di tengah-tengah kaum muslimin dan bersama-sama menyaksikan Mbah Bedug memukul bedug bersejarah dari mesjid Pabean desa Gedong Mulyo atau dikenal dengan nama masjid Tiban. Oh ya..mesjid Tiban adalah masjid tertua di sini. Bangunan ini didirikan Nyai Ageng Malokah, mbakyu Sunan Bonang yang memerintah Lasem menggantikan suaminya Adipati Wiranegara yang wafat tahun 1479 M. Beliaulah yang menetapkan Islam sebagai agama resmi kerajaan.
Terus terang..merinding dan kagum saat Kiai-Kiai Lasem merangkul tokoh agama lain di perhelatan ini. Sangat terbuka, toleran dan menjunjung tinggi rasa kedamaian antarumat. Adegan ini mempertontonkan juga mencontohkan situasi ideal berbangsa dan bernegara. Tak heran, Lasem didaulat menjadi kota toleransi nasional. Salut..salut!
Pamungkas acara, entertainment panggung. Wah ini juga jadi kejutan! Selain penampil bernuansa religius, hadir juga Jentre, band rock yang datang dari Bandung. Weiz.., mereka membuka dengan mars Nahdlatul Ulama, Yaa Lal Wathan dengan sentuhan rock progresif. Penampilan mereka disambut antusias santri yang hadir.
Ups..acara ini belum berakhir lo. Tunggu sampai 14 November 2018 sebagai puncak perhelatan ini. Gosipnya, sebelum ini bakal ada lelaku turing toleransii bikers zona Barat menuju Lasem dan hang out dengan santri disini. Makanya, catat moment ini dan sempatkan melihat keberagaman Indonesia dalam ujud nyata toleransi.
Wassalam….
You may also like
IKHTIAR PBNU DALAM MENJAGA EKONOMI UMAT DAN NEGARA. Penulis: KH M. Misbahus Salam, M.Pd.I ,Ketua Pembina Pusat Pengembangan Kampung SDGs Indonesia
Journey Rembang-Semarang-Jogjakarta-Boyolali-Wonosobo-Banjarnegara-Brebes-Tegal-Pemalang
ANNIVERSARY BLACK HAWK BATAVIA KUNINGAN CHAPTER KE-10, 25 FEBRUARI 2023
HANG OUT BARENG ‘GEROMBOLAN’ PERGIKEBULAN DI GELARAN IIMS 2023
FESTIVAL TRADISI ISLAM NUSANTARA PURBALINGGA