March 29, 2023
Haul Akbar Syech Ahmad Nahrowi Muhtarom

Journey Riding Read.com – Serial Purbalingga WUJUD BANGGA DAN SYUKUR SELURUH WARGA SUPPORT DAN RESPECT UNTUK PCNU PURBALINGGA By Isfandiari MD

Haul Akbar Syech Ahmad Nahrowi Muhtarom Al Banyumasi

……. “Beliau adalan insan yang luar biasa. Seorang alim ulama tingkat dunia, bermukim di Mekkah dan menjadi hakim agung di sana.

Seluruh naskah keilmuan dari para ulama tak boleh dicetak sebelum ada tanda tangan beliau. Ulama Nusantara asli dari Purbalingga dan sudah selayaknya menjadi kebanggaan, sumber inspirasi dan haulnya diperingati setiap tahun,” tutur Dr. (HC) Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia)…

Moment bersejarah terjadi di Purbalingga (24/25 Juni-2022). Seluruh warga menyiapkan diri berbenah menyambut haul akbar ulama besar yang berpikrah di akhir abad 19 dan bebuka abad 20 ini.

Peristiwa yang penting. Ini baru kali pertama terjadi dan mudah-mudahan akan berlangsung rutin ke tahun-tahun selanjutnya.

Ridingread dan mas Chabib, panitia inti acara haul akbar

Sudah selayaknya warga Purbalingga khususnya melaksanakan haul ini. Alhamdulillah, walau serba mendadak, banyak pihak mendukung,” bangga Chabib Abdillah A.Md, panitia inti gelaran ini dan menjadi salah satu kunci keberhasilan gelaran ini.

Kami sungguh bangga! Warga Purbalingga menyambut antusias dan lebih mengenal lagi tokoh kebanggaan mereka, Syech Nahrowi,” tambah panitia inti lainnya, pasutri Mbah Bejo Santosa dan Nyai Satudamul Khimayah, tokoh masyarakat di sini.

Memang menjadi hari yang istimewa dan memerlukan energi sangat besar untuk mewujudkannya. Berawal dari arahan Habib Luthfi agar Purbalingga menyelenggarakan haul ini, tim inti lantas dibentuk untuk berkordinasi.

Ini tentunya bukan pekerjaan mudah dan penuh tantangan. Tim lantas bersinergi satu sama lain hingga dan memantapkan diri untuk kompak dan solid.

Setelah itu kami menyusun round down acara dan menjadi support dari berbagai pihak,” tambah Chabib yang juga pengasuh pondok pesantren Sunan Grinsing.

Susunan acara terbilang ‘ambisius’ untuk sebuah persiapan yang relatif pendek. Mereka melaksanakan Apel Kebangsaan dan dialog antar umat beragama di Jumat siang-malam (24-Juni).

Lanjut ke Sabtu dengan acara inti Carnaval Seni-Budaya dan penutup Haul Akbar yang diisi pengajian dan tausiah Habib Luthfi di penghujung acara.

Tak tanggung-tanggung mengundang Grup Debu yang dikomandani Mustafa untuk mengisi entertainment syiar Islam di puncak acara. Dahyat!

Acara hasil sinergi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan segenap ormas juga lapisan masyarakat ini memang fenomenal.

Alim ulama, Habaib, tokoh ormas, pejabat negara, tokoh politik, pengusaha berbaur bersama-sama mensukseskan acara ini.

Hadir dan support mendampingi Habib Luthfi diantaranya H. Donny Imam Priambodo, ST., MM, Ketua Pimpinan Pusat Organisasi Amatir Radio Indonesia, Dr. Hendra Susanto, ST., M.Eng., M.H., CFrA., CSFA, pimpinan VII BPK RI (Badan Pemeriksa Keuangan), Habib Zen Bin Umar Al Atas (Pimpinan Ponpes Dar Al Fateh El Muayyad- Ulama Purbalingga), Amelia Anggraeni (Anggota DPR RI 2014-2019), Emil Hamdani (Direktur Utama PT. Brata Sakti Mandiri), Drs. Heru Sudjatmoko, M.Si (Anggota DPR RI 2019-2024), KH. Ahmad Muhdzir (Ketua PCNU Purbalingga), Moh Nur Hidayat S.Ag.Md.i (Wakil Ketua PCNU Purbalingga), Wakil Sekretaris PCNU, H. Salim Efendi, Isfandiari MD (Wasekjen PBNU) dan banyak lagi tokoh masyarakat yang hadir.

SYECH AHMAD NAHROWI MUHTAROM AL BANYUMASI
Beliau adlaah ulama internasional asal Purbalingga yang namanya mashur di tanah Arab. “Semua kitab dari para ulama, tidak bolkeh dicetak tanpa tanda tangan beliau sebagai Hakim Agung di sana,” jelas Habib Luthfi saat menjelaskan ketokohan beliau.

Dalam catatan sejarah, beliau lahir di Purbalingga tahun 1860 dengan nama asli Kiai Mukhtarom. Belia tafa’ulan pada gurunya sehingga namanya menjadi Nahrowi.

Dalam catatan sejarah, beliau wafat pada 1926 di usia 86 tahun, di makamkan di Ma’la Mekkah.

Masa kecil beliau dilewatkan di Purbalingga, belajar agama kepada ayahnya, KH. Harja Muhammad yang juga menjadi imam mesjid Darussalam Purbalingga. Setelah itu, bersama Saudaranya H. Abu Amar melanjutkan belajar di Mekkah.

Di sana beliau mendapatkan guru-guru besar seperti Syekh Muhammad al-Maqri a-Mishri al-Makki, Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasballah, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, mufti madzab Syafi’iyah di Makkah, Syekh Ahmad An-Nahrowi al-Mishri al-Makki, Sayyid Muhammad Shalih al-Zawawi al-Makki, salah seorang guru di Masjid Nabawi dan lain-lain.

Beliau tidak kembali ke Nusantara dan menjadi Guru dan hakim agung di sana. Sedang saudaranya Mbah Abu Ammar kembali ke Indonesia.

Syekh Nahrowi banyak mengoreksi ratusan kitab karya ulama-ulama Nusantara seperti Syekh Mahfudz Al Tremasi dan Syekh Nawawi Al Bantani.

Kala itu, para pengarang kitab, terutama yang berasal dari Indonesia, enggan mencetak karyanya sebelum diberi rekomendasi atau taqrizh oleh Syekh Nahrowi.

Beberapa karya tersebut adalah Fathul Majid Syarh Jauharatut Tauhid karya Syekh Husain bin Umar Palembang dan fatwa Al-Ajwibatul Makkiyah ‘alal As’ilatil Jawiyyah oleh Syekh Abdullah bin Abdurrahman Siraj.

Nah, menurut Syekh Nahrowi, kitab yang ditulis Syekh Abdullah berisi jawaban atas beragam persoalan di Nusantara seperti tradisi tahlil, mauludan, dan ziarah kubur.

Pada Juli 2017 lalu, Komunitas Pegon di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Tengah menemukan karya tulis Syekh Nahrowi.

Karya tersebut ditemukan saat mereka memeriksa kardus-kardus berisi kitab peninggalan Kiai Faqih Cemoro.

Kitab sepanjang delapan halaman itu merupakan catatan atau taqliq dari Risalah Iti’arat karya Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Makki, seorang mufti Mekah yang menjadi guru Syekh Nahrowi.

Selain mengasas kitab, Syekh Ahmad Nahrowi juga menjadi Mursyid Thariqah Syadziliyah. Thariqah Syadziliyah muncul secara besar-besaran di tanah Jawa baru di abad 19 ketika para santri Jawa yang sebelumnya berbondong-bondong belajar di Makkah dan Madinah pulang ke tanah air.

Generasi awal adalah KH. Idris, pendiri Pesantren Jamsaren, Solo, yang mendapatkan ijazah kemursyidannya dari Syekh Muhammad Shalih, seorang mufti Madzhab Hanafi di Makkah.

Sementara guru-guru mursyid Syadziliyyah Jawa yang lain belajar pada generasi sesudah Syekh Shalih, yakni Syekh Ahmad Nahrowi Mukhtarom yang seangkatan dengan Kyai Idris Jamsaren saat berguru kepada Syekh Muhammad Shalih.

Ulama-ulama Jawa yang berguru thariqah Syekh Nahrowi antara lain KH. Muhammad Dalhar Watucongol, Muntilan, dan Kiai Siroj, Payaman, Magelang; KH. Ahmad Ngadirejo, Klaten; Kiai Abdullah bin Abdul Muthalib, Kaliwungu, Kendal; dan Syekh Abdul Malik, Kedungparuk Mersi, Purwokerto, Banyumas.

Dari Mbah Dalhar, ijazah kemursyidan itu turun kepada putranya KH. Ahmad Abdul Haqq (Mbah Mad Watucongol), Abuya Dimyathi (Cidahu, Pandeglang) dan Kiai Iskandar (Salatiga).

Perlu diketahui, Thariqah Syadziliyyah adalah thariqah yang didirikan oleh Syekh Abu al-Hasan Ali bin Abdullah bin Abdul Jabbar Asy-Syadzili Al Hasany, ulama kelahiran Ghamarah.

Yakni sebuah kampung di wilayah al-Maghrib al-Aqsha yang sekarang dikenal dengan Maroko. Beliau lahir pada tahun 593 H (1197 M) dan wafat di Humaitsara, Mesir pada tahun 656 H (1258M).

Beliau adalah seorang sufi pengembara yang mengajarkan bersungguh-sungguh dalam berdzikir dan berfikir di setiap waktu, tempat dan keadaan untuk mencapai fana’ (ketiadaan diri di hadapan Allah).

Beliau juga mengajarkan bersikap zuhud pada dunia dan iqbal (perasaan hadir di hadapan Allah). Beliau mewasiatkan agar para muridnya membaca kitab Ihya’ Ulumuddin dan kitab Qutul Qulub.

PURBALINGGA MENCATATKAN SEJARAHNYA
Apa boleh buat, moment haul ini sudah menjelma menjadi sebuah event besar, pesta kota yang akan dicatat sejarah.

Gus Isfandiari MD, Wasekjen PBNU membuka Parade Budaya Haul Mbah Nahrowi Al Banyumasi 2022 di Purbalingga

Ini adalah bebuka awal, hajatan akbar warga yang InsyaAllah akan dilaksanakan rutin tahunan dengan skala yang semakin besar. Hal ini dirasakan panitia inti melihat antusias yang begitu besar dari warga.

Jumat siang, Alun-Alun Purbalingga sudah ramai dihadiri masyarakat dan para peserta pawai Budaya dari berbagai daerah. Semua potensi budaya lokal khas Jawa Tengah dan atraksi Barongsai sudah siap dalam antrean parade budaya ini.

Mereka dilepas tokoh masyarakan untuk kemudian perform act di depan Pendopo Purbalingga disaksikan segenap unsur masyarakat.

Semua atraksi ini akan dinilai dan diberi hadiah,” bangga Mbah Bejo. Semua performer para pelaku budaya terlihat sangat bersemangat menampilkan atraksi budayanya.

Masyarakat terhibur dan mengabadikan moment ini di ponselnya masing-masing.

Hari pertama itu acara terbilang padat. Persis malam harinya, digelar dialog kebangsaan dari seluruh tokoh, mulai dari pejabat negara, militer, kepolisian, anggota partai, politisi, akademisi, kaum muda, agamawan lintas agama dan seluruh warga.

Acara yang digelar di Braling Grand Hotel ini berlangsung sukses. Hadir selaku narasumber, Drs. Heru Sudjatmoko, M.Si (Anggota DPR RI) dan Isfandiari MD pemerhati masalah kebangsaan yang juga wasekjen PBNU.

Kedua memberikan paparan tentang masalah-masalah kebangsaan dan dialog intensif dengan peserta lintas agama terkait Pancasila, toleransi, wawasan kebangsaan dan beberapa kejadian aktual yang relevan dengan topik yang dibahas. Diskusi berlangsung lancar dan sukses.

Esoknya acara semakin padat dan rame. Dimulai di Sabtu pagi (25/6), salah satu ruas jalan Purbalingga dipadati peserta apel kebangsaan dari berbagai kalangan.

Rekan-rekan Banser bersama aparat TNI/Polri dengan profesional menjaga perhelatan ini. Pawai terbilang panjang.

Drum Band Banser, adik-adik santri, ormas dan berbagai penggiat budaya dengan tertib dan enjoy menampilkan berbagai performanya.

Masyarakat Purbalingga sangat terhibur dalam moment ini. Hadir juga bapak-bapak dari TNI yang ikut serta menjadi peserta parade kebangsaan bersama peserta lain.

Yel yel penyemangat Pancasila Abadi! dan NKRI Harga Mati! Terus diteriakan para peserta sebagai wujud semangat dan keinginan kuat menjaga keutuhan bangsa dan saling bekerja sama diantara semua komponen bangsa.

PUNCAK ACARA YANG FENOMENAL
Malam Minggu yang cerah menjadi saksi ajang ini. Massa sudah membludak ingin menjadi bagian haul akbar Syech Nahrowi, mendengarkan tausiah Habib Lutfi dan enjoy dihibur grup Debu.

Oh ya ada yang menarik dari perform Debu kali ini. Sebelum mereka mentas di panggung utama, grup keren ini juga melakukan konser informal dan santai di beranda ponpes Dar Al Fateh El Muayyad milik Habib Zen.

Serunya lagi hadir sebagai keyboardis Habib Luthfi di beberapa lagi di moment ini. Tentunya ini menjadi peristiwa langka dan pastinya menjadi kenangan bagi para santri dan hadirin yang hadir.

Abah Luthfi sangat piawai memainkan keyboard dan langsung harmoni dengan para personel Debu lainnya. Uniknya lagi, beberapa list lagu adalah lagu khas daerah Sunda dan Jawa. Sungguh terasa suasana Islam Nusantara di Ponpes ini.

Di Puncak acara sendiri, Debu membuka penampilannya dengan lagu-lagu yang sangat ditunggu-tunggu warga. Makin afdal, hadir penari yang sajikan whirling dervishes, tarian khas sufi asal Turki yang penuh makna dan banyak unsur meditasinya.

Dan terakhir, adalah moment yang ditunggu-tunggu saat Habib Lutfi hadir di atas panggung.

Paparan Abah Lutfi sangat sarat makna dan kental rasa nasionalisme. Abah meminta semua hadirin di Alun-Alun untuk berdiri dalam sikap sempurna dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan membahana di lokasi ini.

Beberapa warga mengaku sangat terharu dan sangat menikmati suasana ini.”Alhamdulillah Abah bisa hadir di sini. Sudah kami tunggu-tunggu sejak lama,” haru salah seorang warga dari kalangan Nahdiyin.

Salut untuk warga Purbalingga, moga tahun depan Haul Mbah Nahrowi semakin akbar, bermakna dan semakin mendapatkan support dari pemerintah setempat. Aamiin.

Leave a Reply

ridingread.com

Selamat membaca, selamat mengunggah, selamat mengunduh dan selamat bergabung menjadi keluarga kami, keluarga besar ridingread.

ridingread on Social Media

Visit Us On TwitterVisit Us On FacebookVisit Us On YoutubeVisit Us On Instagram
%d bloggers like this: