June 3, 2023

Journey Bandung-Majalengka-Kuningan, Purbalingga,Purwokerto

MENAPAK JEJAK POTENSI DAN KELUHAN WARGA  By Isfandiari MD- Cepi Rahmat

Masuk pertengahan November, hujan kadang hadir dalam intesitas sedang dan tinggi. Dalam beberapa saat langit terkadang melepaskan bebannya, tanah menjadi basah dengan aroma yang khas. Sebuah anugrah yang tak terhingga dari tanah Nusantara ini.

Dua penulis menikmati kesejukan alam kaki Gunung Ciremai-Majalengka

Dalam durasi waktu itulah kami sengaja meringankan langkah menuju Jawa Barat dan tengah  mencari manfaat dalam setiap perjalanan. Lokasi-lokasi ini punya selaksa budaya dan kenangan spesifik menjadi jalur turing menarik dengan karakter khas tiap daerahnya.

Warga Bongas , terkena dampak explorasi Migas
Bersama Kyai Fitron pengasuh Ponpes An Nahl Purbalingga
Paguyuban Silihwangi Majakuning harapkan terjadinya zona tradisional

Bebuka perjalanan adalah tatar ukur atau tanah Priangan khususnya Bandung. Kami hadir dan bersilaturahmi dengan sahabat lama, rekan-rekan dari Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia-nya Nahdlatul Ulama, disingkat LESBUMI. Lokasi pertemuan di seputaran Bandung Timur, naik ke atas persis di lereng Gunung Manglayang tepatnya di Komplek  Manglayang  Bandung. Ponpes Azakiyah asuhan Ajengan Syakur Assaory menyambut kami.  Di sana hadir pula sahabat lama, Ang Dadan Madani ketua Lesbumi PWNU Jabar , Mang Vicy ketua LESBUMI Kabupaten Bandung dan beberapa kawan hadir. Kami berdiskusi ikhwal  potensi alam kawasan, wisata edukasi, gerakan mempercantik mesjid dan banyak lagi. Disingggung juga gegap gempita menjelang harlah 1 abad Nu di Sidoarjo nanti. Terasa bagaimana mereka sebagai nahdiyin antusias menyambut moment bersejarah itu. Dengan sajian makanan khas Sunda dan kopi LESBUMI hasil kebu sendiri, produk Gunung Puntang Kertasari Cimaung. Kopi yang khas membuat  suasana menjadi sangat menyenangkan. Larut malam kami berbicang, banyak manfaat didapat.

Bersilaturahmi dengan poro Kyai di ponpes Wallait Hikmah Purbalingga

Perpisahan dengan rekan LESBUMI memang terasa berat. Masih banyak topik yang harus  dibahas,  namun jadwal mengharuskan kami untuk segera semakin ke Timur memasuki wilayah Majalengka. Di sana banyak kisah didapat terutaa diskusi dengan tokoh masyarakat  terutama zona terdampak Migas wilayah 3 Cirebon di 15 desa Kecamatan Sumberjaya. Mereka berbagai pengalaman dan keluh kesah seputar dampak explorasi Minyak yang idealnya membawa manfaat ekonomi yang besar bagi warga. Namun begitulan, banyak oknum yang masih memanfaatkan ini hingga kucuran dana pembinaan dan lainnya tidak kunjung sampai, bahkan setelah belasan tahun berselang.

    Dari wilayah  ini kami terus menaiki dataran tinggi Majalengka bersilaturahmi dengan  Kang Tarsno D Mardiana, wakil Bupati Majalengka untuk mendapatkan arahan-arahan beliau dalam kolaborasi meng eksplore potensi produktif wilayah ini. Syukurlah, kang Tarsno yang hobi adventure ini terlihat sangat antusias dan tergambar jelas keinginan beliau menata wilayah ini menjadi sebuah zona yang nyaman bagi warganya. Pejabat yang sangat bisa diandalkan! Di sana kami diperbolehkan bermalam di resort estetis, asri dan strategis milik beliau bernama CIBOER PASS, yang layak dijuluki Ubudnya Majalengka.

Alhamdulillah diberi arahan oleh Kang Tarsno D Mardiana, wakil Bupati Majalengka
Ciboer Pass. (sumber Detik.com)
-Yes..UBUD-nya Majalengka

Menjelang malam, kami dikunjungi beberapa tokoh masyarakat kaki Ciremai khususnya yang tergabung di Paguyuban Silihwangi Majakuning. Diskusi penting terjadi. Intinya membahas masalah warga Majalengka-Kuningan soal pemanfatan lahan di Zona Tradisonal yang sampai sekarang belum terealisasi. Akibat masuknya zona Ciremai sebagai huta lindung, warga menjadi sulit mengakses hasil-hasil hutan produktif yang dahulu ditanam Bapak-kakek mereka dari 24 desa terdiri atas 3000-an jiwa di Kunigan dan Majalengka.  Hal ini berdampak kesulitan ekononi dan warga mengharapkan perhatian pemerintah dan para tokoh masyarakat untuk memediaasi hingga terjadi win win solution diantara kedua pihak. Mereka lantas berkirim surat kepada tokoh-tokoh masyarakat juga pejabat terkait.

Seru-seruan denga penggiat kopi dari Asosiasi Petani Kopi Indonesia (Apeki) asuhan Abah Uun
Berdiskusi di kediaman Bapak Karsono, Ketua Paguyuban Wira Praja, Kepala-Kepala Desa Se-Purbalingga, membahas potensi kekayaan alam setempat
Berdiskusi denga Gus Baasyir, Mbah Bejo dan Nyai seputar potensi daerah
Bersama Gus Baasyir
Sowan Gus Salim, kiai Muda penggiat Digital

Melalui Kang Jejen sekretaris Lesbumi  dan anggota Paguyuban menyeruak informasi: sejak th 2004 ekonomi masyarakat di zona penyangga hancur karena tidak diperbolehkan menggarap lahan di lereng Ceremai – Padahal masyarakat ini lah yg merawat hutan dan menjaga dari bahaya kebakaran. Padahal potensinya luar biasa. Sebagai gambaran, ada 15.500 hektar lahan di desa Gunung Wangi Wana Wisata, da sekitar 1800 hektar yang disasar sebagai zona Tradisional.

Masih sepeminum teh kaki Ciremai, kamipun beruntung bertemu dengan rekan-rekan dari APEKI (Asosiasi Petani Kopi  Indonesia). Salut! Mereka sedang menggelar pelatigha Barista selama 20 hari, bertujuan mengembangkan perekonomian desa melalui generasi produktif. Dengan metode : Pengembangan, Pendampingan, Bimbingan diketuai pria yag sangat gesit, ketua Apeki, Abah Uun Sunarun .

Program ini bertujuan membangun pelopor kopi di bidang – Petani – Pengolah hasil Proses dan rostery -Barista Program yg sdh berjalan 1 tahun ini telah menghasilkan 10 petani kopi milenial membangun potensi ekonomi pertanian khususnya kopi. Perluasan pertanian kopi 10 Smp 20 hektar/tahun. Terbangunnya unit-unit prosesor dan beberap Brand Kopi di Kuningan yg sering mengikuti berbagai ajang ekspo di Indonesia. Potensi Hasil panen kopi hingga 1000 ton/tahun. Membanggakan!

Masih sempat hadiri riungan CB di Purbalingga. Sukses all CITY BIKE kota Perwira!

Di hari kelima, saatnya meninggalkan zona Jawa Barat dan masuk jawa tengah khususnys wilayah Purbalingga. Kebertuntungan teta menyertai kami dengan kesempatan silaturahmi perwakilan kepala-kepala  desa Purbalingga, diwakili Pak Karsono, SPd , kepala Paguyuban Wira Praja, beranggotakan 224 Kepala Desa. Karsono selaku ketua Paguyuban dan kepala desa Serayu Karanganyar mengharapkan diselenggarakan nya kegiatan yang dapat menopang perekonomian masyarakat desa dan pesantren Kegiatan yang melibatkan warga desa dan pesantren dalam rangka pemberdayaan lingkungan masyarakat dan santri. Rencana kegiatan – Pelatihan penggiat kopi desa dan santri  dan banyak pagi program menarik lainnya. Sehabis itu kami sempatkan juga bersilaturahmi kepada Kyai Fitron pengasuh ponpes An Nahl yang sangat kreatif membudidayakan Ikan Koi, Jamur dan beberapa tanaman unggulan sebagai bekal keterampilan santri-santrinya.

Respect salut! Warga peduli kebakaran hutan di lereng Merapi

Potensi-potensi ini terus  dikembangkan dan menjadi pelajaran berharga bagi journey tim kecil kami kali ini.

    See u in the next journey!

Leave a Reply

ridingread.com

Selamat membaca, selamat mengunggah, selamat mengunduh dan selamat bergabung menjadi keluarga kami, keluarga besar ridingread.

ridingread on Social Media

Visit Us On TwitterVisit Us On FacebookVisit Us On YoutubeVisit Us On Instagram
%d bloggers like this: